Explore AtmosWatch with a 14-day Free Trial. Click here to register now!
Fairatmos

Philippines Membuka Carbon Market: Waktunya Bertindak adalah Sekarang

Berita

AuthorVanessa Susanto
Dipublikasikan 1 Mar 2025
Philippines Membuka Carbon Market: Waktunya Bertindak adalah Sekarang

Philippines dengan cepat muncul sebagai pemain utama dalam carbon market global, didorong oleh dukungan legislatif yang kuat, kolaborasi internasional, dan meningkatnya permintaan untuk carbon credits. Dengan peta jalan regulasi yang jelas, lahan luas yang siap untuk investasi, dan komitmen iklim yang ambisius, negara ini menawarkan peluang menarik bagi pengembang proyek carbon.

Memperkuat Kerangka Carbon Market

Pada 4 Februari 2025, House of Representatives menyetujui House Bill No. 11375 dalam pembacaan kedua, yang menetapkan kerangka kerja carbon pricing bagi perusahaan di Philippines. RUU ini mewajibkan perusahaan untuk mengimbangi jejak karbon mereka melalui pengurangan emisi, investasi rendah karbon, atau pembelian carbon credits. Kebijakan ini menyelaraskan upaya keberlanjutan perusahaan dengan target iklim nasional, memastikan partisipasi sektor swasta dalam dekarbonisasi.¹

Bohol Representative Edgar M. Chatto, ketua Komite Perubahan Iklim di House of Representatives, menegaskan bahwa perusahaan yang melebihi target emisi harus berinvestasi dalam proyek keberlanjutan lingkungan, memperkuat tanggung jawab korporasi dalam inisiatif pengurangan karbon.¹

Komitmen Internasional dan Perluasan Pasar

Philippines telah menunjukkan komitmennya terhadap target iklim global dengan meratifikasi Paris Agreement pada 2017 dan berjanji untuk membatasi kenaikan suhu di bawah 2°C. Pada COP29 di Baku, pemerintah mengumumkan rencananya untuk menyelesaikan registri karbon nasional pada akhir 2024 dan meluncurkan carbon market blueprint pada Q2 2025, meningkatkan kepercayaan investor dan transparansi regulasi.³

Dalam langkah strategis, Singapore dan Philippines menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) untuk memfasilitasi kolaborasi carbon credits di bawah Article 6 dari Paris Agreement. Perjanjian ini ditandatangani oleh Minister Grace Fu dan DENR Secretary Maria Antonia Yulo-Loyzaga, serta disaksikan oleh Presidents Tharman Shanmugaratnam dan Ferdinand Marcos Jr.. Kemitraan ini memungkinkan perdagangan lintas batas carbon credits dan pembangunan kapasitas bagi pelaku pasar.²

Memperkuat kesiapan pasar karbonnya, pemerintah Jepang menerbitkan draft metodologi Article 6.2 untuk menerbitkan carbon credits dari pengurangan emisi di sawah padi di Philippines. Diumumkan pada 28 Juni oleh Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries Jepang, langkah ini menjadi tonggak penting dalam memperluas partisipasi Philippines di pasar karbon internasional.⁶

Mendorong Inisiatif Carbon Credit Sektor Swasta dan Pemerintah

Climate Change Commission of the Philippines menandatangani nota kerja sama dengan Maharlika Carbon Technologies untuk mempromosikan voluntary dan sovereign carbon credits. Dalam perjanjian ini, Maharlika Carbon Technologies akan membantu mengembangkan registri karbon nasional, yang akan terhubung dengan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) guna memfasilitasi perdagangan Certified Emissions Reductions (CERs) dan Internationally Transferred Mitigation Outcomes (ITMOs).

Menurut House Committee on Ways and Means Chairman Joey Salceda, Philippines dapat menjadi negara pertama yang menjual sovereign carbon credits, dengan potensi manfaat awal sebesar USD 14 miliar dari partisipasi dalam carbon market.⁴

Mengapa Philippines Ideal untuk Pengembangan Proyek Carbon

  1. Kejelasan Regulasi dan KebijakanCarbon pricing framework dan national carbon registry yang akan datang menyediakan dasar yang terstruktur untuk implementasi proyek carbon.
  2. 1,2 Juta Hektar Lahan Siap InvestasiDENR telah mengidentifikasi area luas untuk reforestasi, agroforestri, dan pemanfaatan lahan berkelanjutan, memberikan peluang besar untuk inisiatif penyerapan karbon.⁷
  3. Komitmen NDC yang KuatPhilippines berkomitmen untuk mengurangi emisi GHG sebesar 75% pada 2030, menunjukkan dukungan pemerintah yang kuat terhadap proyek mitigasi iklim.⁵
  4. Permintaan Carbon Credits yang Meningkat – Dengan House Bill No. 11375, perusahaan akan mencari carbon credits untuk memenuhi regulasi, mendorong permintaan terhadap proyek karbon berkualitas tinggi.¹
  5. Kepemimpinan Regional dalam Carbon MarketPhilippines secara aktif berkolaborasi dengan mitra seperti Asian Development Bank (ADB) untuk memperluas partisipasi di voluntary carbon market dan meningkatkan mekanisme perdagangan karbon internasional.⁶

Langkah Selanjutnya: Ajakan bagi Pengembang Proyek Carbon

Philippines sedang membangun ekosistem carbon market yang kuat, didukung oleh kebijakan yang jelas, kolaborasi internasional, dan meningkatnya keterlibatan sektor swasta. Dengan landasan regulasi yang kokoh, lahan siap proyek yang luas, dan mekanisme carbon pricing yang terstruktur, negara ini sangat siap untuk solusi berbasis alam dan inisiatif penyerapan karbon.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai proyek carbon di Philippines. Bermitra dengan Fairatmos untuk mengembangkan proyek karbon berkualitas tinggi dan memanfaatkan peluang yang berkembang di pasar dinamis ini.

🌍 Kunjungi website  kami untuk informasi lebih lanjut!

📩 Hubungi tim kami - HERE

 


Daftar Referensi:

  1. Basilio, K.C.L. (2025). House carbon pricing framework bill approved on 2nd reading. [online] BusinessWorld Online. Available at: https://www.bworldonline.com/the-nation/2025/02/04/651200/house-carbon-pricing-framework-bill-approved-on-2nd-reading/.
  2. Ministry of Trade and Industry Singapore (2024). Singapore and the Philippines sign Memorandum of Understanding to collaborate on Article 6 to accelerate climate action. [online] MTI. Available at: https://www.mti.gov.sg/Newsroom/Press-Releases/2024/08/Singapore-and-the-Philippines-sign-Memorandum-of-Understanding-to-collaborate.
  3. Pandey, N. (2025). COP29: BRIEFING – Philippines to finalise national registry basics by year-end, ready carbon market blueprint by Q2 2025. [online] Carbon Pulse. Available at: https://carbon-pulse.com/342062/.
  4. Reccessary (2023). Philippines ready to sell sovereign carbon credits, says lawmaker | NEWS | Reccessary. [online] Reccessary. Available at: https://www.reccessary.com/en/news/ph-regulation/philippines-ready-sell-sovereign-carbon-credits-says-lawmaker.
  5. UNDP (2021). Philippines. [online] UNDP Climate Promise. Available at: https://climatepromise.undp.org/what-we-do/where-we-work/philippines.
  6. Yin, I. and Kumagai, T. (2024). Japan, Philippines to develop Article 6.2 carbon credits from agriculture projects. [online] S&P Global. Available at: https://www.spglobal.com/commodity-insights/en/news-research/latest-news/energy-transition/070124-japan-philippines-to-develop-article-62-carbon-credits-from-agriculture-projects.
  7. Department of Environment and Natural Resources (2025). OPENING REMARKS OF DENR SECRETARY MARIA ANTONIA YULO LOYZAGA (During the 2nd Philippine-Japan Environment Week , 14 January 2025, Makati City) | DENR. [online] GOVPH. Available at: https://denr.gov.ph/secretarys-corner/opening-remarks-of-denr-secretary-maria-antonia-yulo-loyzaga-during-the-2nd-philippine-japan-environment-week-14-january-2025/.

 

Berita
Artikel
Teknologi Kami
Teknologi Kami
Stay Updated
connect
Fairatmos
GoWork, Pacific Place Mall, 1st floor unit 1-77
Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53
Kebayoran Baru, Senayan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Indonesia 12190
LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN
PT UDARA UNTUK SEMUA
Email [email protected]
WhatsApp Number +62 851 8332 2405
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
WhatsApp Number +62 853 1111 1010
iso