Untuk mencapai target net zero 2060, Indonesia membutuhkan pasar karbon yang kredibel dan sejalan dengan standar global. Di tengah momentum ini, Fairatmoss, perusahaan teknologi iklim terdepan yang berfokus pada high-quality Nature-Based Solutions (NBS), bekerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) menyelenggarakan AtmosTalk edisi hybrid pada 23 Juni 2025 di Seribu Rasa Gunawarman, Jakarta.

Sesi hybrid eksklusif ini dihadiri oleh lebih dari 40 pemimpin sektor publik dan swasta secara langsung dan lebih dari 300 peserta daring, mencerminkan meningkatnya antusiasme terhadap masa depan pasar karbon sukarela (Voluntary Carbon Market/VCM) Indonesia serta peran strategis NBS dalam perdagangan karbon global.

Diskusi ini menjadi langkah awal menuju pembentukan ekosistem karbon yang kredibel dan kolaboratif, kunci krusial untuk membuka potensi investasi iklim berkelanjutan di Indonesia.

---

Era Baru Karbon Indonesia: MRA sebagai Gerbang ke Standar Internasional

Sorotan utama acara ini adalah pembahasan mengenai implikasi Mutual Recognition Agreement (MRA) yang baru saja disahkan antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Gold Standard Foundation, salah satu standar karbon sukarela terkemuka di dunia. Kesepakatan penting ini membuka jalan bagi Indonesia untuk mengadopsi metodologi dan sistem verifikasi internasional dalam proyek-proyek karbon domestik.

Para pembicara menyoroti potensi kolaborasi lanjutan, baik dengan standar internasional lainnya maupun penguatan carbon registry nasional. Penyelarasan ini diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas proyek, menarik lebih banyak investor global, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok carbon credit global.

Dukungan dari Bapak Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan, memperkuat urgensi integrasi verifier internasional ke dalam ekosistem karbon nasional. Hal ini semakin relevan dengan meningkatnya minat dari para climate financier dan pembeli kredit karbon, terutama dari kawasan Inggris dan Asia yang terus mencari proyek-proyek berstandar tinggi.

---

Kolaborasi Multi-Pemangku Kepentingan untuk Akselerasi Pasar Karbon

AtmosTalk 2025 menghadirkan beragam pemikiran strategis dari para pemimpin kunci di bidang tata kelola iklim, keuangan hijau, dan pengembangan proyek karbon. Para pembicara yang turut menyumbangkan wawasan dalam diskusi antara lain:

• Bapak Ilham, S.T., M.T., Direktur Usaha Pemanfaatan Hutan, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia

• Bapak Fajar Nuradi, Asisten Deputi Produksi Pangan dan Perubahan Iklim, mewakili Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Ibu Nani Hendiarti, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia

• Bapak Franky Zamzani, S.Hut., M.Env., Direktur Adaptasi, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia

• Bapak Lufaldy Ernanda, Direktur Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewakili Bapak Mahendra Siregar, SE., M.Ec. Chairman of the Board of Commissioners of the Financial Services Authority (OJK)

• Bapak Andry Setiawan, Managing Director of Investment, INA

• Ibu Fetriza Rinaldi, Wakil Presiden ESG di Indonesia Investment Authority (INA)

• Ms. Hoon Ling Min, Director of Investment Group, GenZero

• Mr. Hugh Salway, Senior Director, Market Development & Partnerships, Gold Standard

• Ibu Diah Suradiredja, Wakil Ketua Bidang Kepatuhan dan Keberlanjutan, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)

Tak hanya itu, acara ini juga dihadiri oleh para pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) serta pengembang proyek karbon dari berbagai wilayah di Indonesia, mewakili suara lapangan yang krusial dalam membangun ekosistem karbon yang kredibel dan inklusif.

---

Memperkuat Ekosistem Proyek Karbon Berbasis Alam

Untuk mempercepat aksi iklim berbasis alam di Asia Tenggara, Fairatmos terus memperluas portofolio proyek karbon yang dapat diskalakan dan diverifikasi secara transparan. Melalui kemitraan strategis dengan Indonesia Investment Authority (INA), lembaga pengelola dana abadi milik negara, Fairatmos menjadikan seri AtmosTalk sebagai platform kolaboratif yang menjembatani kesenjangan regulasi, pembiayaan, dan kapabilitas teknis dalam pasar karbon.

Sejak diluncurkan pada tahun 2022, AtmosTalk telah menyelenggarakan lebih dari 10 edisi strategis, dengan menggandeng berbagai institusi seperti APHI, Departemen Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Filipina (DENR), serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur dan Kamboja. Edisi offline terbaru di Jakarta mempertegas posisi unik Fairatmos sebagai katalis lintas sektor, menghubungkan pemangku kepentingan dari hulu ke hilir untuk mendorong ekosistem karbon yang lebih inklusif dan berdampak nyata.

---

Mengapa Ini Relevan Saat Ini

Dengan lebih dari 120 juta hektar kawasan hutan dan potensi mitigasi tahunan mencapai 201 juta ton CO₂e, Indonesia memiliki sumber daya strategis dalam perlombaan global menuju net-zero. Dengan penyelarasan regulasi dan metodologi yang sedang berlangsung, Indonesia siap menjadi pusat pengembangan proyek karbon berintegritas tinggi yang memenuhi standar nasional dan internasional.

Fairatmos menjunjung tinggi prinsip transparansi, inklusivitas, dan integritas lingkungan, serta memberdayakan para pemegang izin hutan, investor institusional, dan mitra strategis lainnya untuk mengembangkan serta berinvestasi dalam carbon credit terverifikasi yang berdampak nyata bagi iklim.

Lihat produk terbaru kami yang di launching pada saat sesi Atmostalk -> Feasibility Study

---

Bermitra Bersama Kami

Kami mengundang para pemegang izin hutan, pembeli karbon korporat, lembaga keuangan, dan lembaga standar internasional untuk bersama-sama mengembangkan gelombang baru proyek karbon berdampak tinggi.

📩 Hubungi kami hari ini dan temukan bagaimana Fairatmos dapat membantu mewujudkan ambisi iklim Anda menjadi hasil yang terukur.

📌 Tidak sempat hadir dalam acara? Jangan khawatir, AtmosTalk akan kembali dengan diskusi-diskusi dinamis lainnya dalam beberapa bulan ke depan. Pantau terus. Tetap terlibat