Explore AtmosWatch with a 14-day Free Trial. Click here to register now!
Fairatmos

Kredit Karbon Biru Akan Masuk Pasar Karbon

Berita

AuthorNalani Abigail
Dipublikasikan 20 Feb 2025
Kredit Karbon Biru Akan Masuk Pasar Karbon

Ekosistem karbon biru, yang meliputi hutan bakau, padang lamun, dan rawa garam, memberikan manfaat besar untuk melestarikan keanekaragaman hayati, menyerap karbon, dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Ekosistem biru lebih efisien dalam menyerap karbon dibandingkan hutan darat karena karbon disimpan di bawah tanah. Misalnya, hutan bakau mampu menyimpan sekitar 3-4 kali lebih banyak karbon daripada hutan darat. Permintaan kredit karbon diperkirakan akan meningkat 15 kali lipat secara global. Ekosistem biru dapat memasok sebagian besar kredit karbon. Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara yang paling diuntungkan dari penjualan kredit karbon biru, karena 17% ekosistem biru dunia berada di Indonesia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon. Saat ini, mereka sedang mempersiapkan sistem informasi untuk memfasilitasi pertukaran kredit karbon biru. Direncanakan akan ada 2 mekanisme pertukaran karbon biru: perdagangan karbon dan pembayaran berbasis hasil. Selain pelestarian ekosistem biru, peraturan tersebut memungkinkan kredit karbon dihasilkan dari penangkapan, budidaya, pengolahan, dan perdagangan produk perikanan yang bertanggung jawab. Seperti kredit karbon lainnya, offset karbon biru diperdagangkan melalui IDXCarbon dalam bentuk Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK).

Untuk membuka potensi karbon biru, tidak hanya regulasi dan sistem yang tepat yang harus ditetapkan, penelitian tentang ekosistem biru juga harus dipromosikan. Menurut Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagian besar penelitian tentang ekosistem biru hanya berfokus pada biomassa. Ada kurangnya minat pada sedimen organik, padahal sebagian besar karbon biru disimpan di sedimen. Stok karbon dapat bervariasi dengan ekosistem yang berbeda atau berdasarkan skala spasial dan temporal. Kita belum mengetahui faktor-faktor penyebab variasi ini, laju penyerapan karbon, berapa banyak karbon yang dipancarkan, dan sebagainya.

Ingin tahu tentang offset karbon dan pasarnya? Jelajahi situs Fairatmos untuk mencari tahu lebih lanjut.


Referensi:

[1] Fajar, J. (2024). Perlu Penelitian Lebih Banyak tentang Karbon Biru di Indonesia. [online] Mongabay. Available at: https://www.mongabay.co.id/2024/04/23/perlu-penelitian-lebih-banyak-tentang-karbon-biru-di-indonesia/.

[2] Johnston, W. (2021). What are blue carbon credits and how to maximise their impact. [online] World Economic Forum. Available at: https://www.weforum.org/stories/2021/09/how-to-maximise-blue-carbon-credits/.

[3] Nyanga, C. (2020). The Role of Mangroves Forests in Decarbonizing the Atmosphere. In: M. Bartoli, M. Frediani and L. Rosi, eds., Carbon-Based Material for Environmental Protection and Remediation. [online] IntechOpen. Available at: https://www.intechopen.com/chapters/71927.

[4] Petriella, Y. (2025). Ekosistem Laut Padang Lamun Siap Masuk Perdagangan Karbon. [online] Bisnis.com. Available at: https://hijau.bisnis.com/read/20250211/653/1838434/ekosistem-laut-padang-lamun-siap-masuk-perdagangan-karbon

Berita
Artikel
Teknologi Kami
Teknologi Kami
Stay Updated
connect
Fairatmos
GoWork, Pacific Place Mall, 1st floor unit 1-77
Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53
Kebayoran Baru, Senayan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Indonesia 12190
LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN
PT UDARA UNTUK SEMUA
Email [email protected]
WhatsApp Number +62 851 8332 2405
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
WhatsApp Number +62 853 1111 1010
iso