Paviliun Indonesia di COP29 Baku: Memimpin Aksi Iklim Melalui Kolaborasi Global
Berita

Paviliun Indonesia di COP29 Baku, Azerbaijan, menandai tonggak penting dalam aksi iklim global pada tahun 2024. Saat para pemimpin dunia berkumpul untuk mengatasi tantangan lingkungan yang mendesak, Indonesia menampilkan komitmennya melalui inisiatif inovatif dalam perdagangan karbon dan reforestasi. Tahun ini, Paviliun bukan sekadar simbol, tetapi platform dinamis untuk aksi, refleksi, dan kemitraan internasional. Paviliun ini menyoroti peran Indonesia dalam diplomasi iklim internasional, dengan pengumuman penting dari para pemimpin pemerintah dan kemitraan menarik dengan organisasi global. Dari target ambisius pengurangan karbon hingga program reforestasi besar-besaran, lihat bagaimana Indonesia membentuk masa depan ketahanan iklim.
Tempat Dialog dan Pertumbuhan: Sambutan Pembukaan oleh Dr. Agus Justianto
Dr. Agus Justianto, Ketua Paviliun Indonesia, memperkenalkan Paviliun sebagai "tempat perlindungan untuk dialog," yang memfasilitasi refleksi dan pertukaran yang bermakna di antara para delegasi dan pemangku kepentingan. "Paviliun ini," ujarnya, "lebih dari sekadar tempat; ini adalah ruang untuk pertumbuhan." Di sini, berbagai perspektif bertemu untuk menginspirasi aksi iklim nyata, menjadikannya fondasi untuk komitmen global menuju masa depan yang berkelanjutan.
Solusi Kolaboratif untuk Melindungi Hutan: Wawasan dari Menteri Raja Juli Antoni
Menteri Kehutanan baru Indonesia, Raja Juli Antoni, berbicara tentang keseimbangan kritis antara kepentingan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Menekankan pentingnya upaya bersama, dia mengajak semua pemangku kepentingan untuk melihat hutan Indonesia sebagai tanggung jawab bersama. "Kolaborasi, tanggung jawab, dan solidaritas," tegasnya, adalah dasar untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang. Menurutnya, kemajuan nyata dicapai melalui kerja sama, bukan persaingan, dan hutan Indonesia adalah aset penting dalam perjuangan melawan perubahan iklim.
Visi Kemitraan Tangguh: Poin Penting dari Menteri Hanif Faisol Nurofiq
Yang Mulia Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Lingkungan Hidup Indonesia yang baru, menyoroti bahwa keberlanjutan dan kerja sama internasional sangat penting dalam menghadapi tantangan iklim. Paviliun ini, katanya, berfungsi sebagai pusat di mana dialog mengarah pada aksi, dan berbagai pemangku kepentingan membentuk solusi yang berdampak.
Menteri Nurofiq menguraikan visi tiga poin:
- Memperkuat strategi dan inovasi iklim Indonesia di panggung global melalui diplomasi lunak, berbagi tantangan dan pencapaian kami dengan transparansi dan kolaborasi.
- Memajukan inisiatif iklim Indonesia melalui pendekatan inklusif yang menyatukan pemerintah, LSM, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menghadapi tantangan iklim.
- Membangun kemitraan, mengeksplorasi ide-ide, dan menciptakan peluang untuk memperkuat ketahanan iklim secara lokal dan global. Transisi kami ke masa depan rendah karbon melindungi rakyat kami dan mendukung tujuan global dalam energi terbarukan, pertanian, dan penggunaan lahan.
Dalam penutupan pidatonya, ia menyatakan, "Kami sedang bertransisi menuju masa depan rendah karbon dan tangguh terhadap iklim, dan kami tidak hanya melindungi rakyat kami tetapi juga berkontribusi pada upaya global. Dengan praktik berkelanjutan dan kemajuan teknologi, kami bertujuan untuk membuka pembiayaan iklim inovatif dan kemitraan.”
Komitmen Besar untuk Pengurangan Karbon dan Reforestasi: Pengumuman oleh Hashim Sujono Djojohadikusumo
Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan, Hashim Sujono Djojohadikusumo, berbagi kemajuan menarik dalam perdagangan karbon dan reforestasi. Dengan komitmen dari pihak-pihak yang berminat untuk membeli lebih dari 30 juta ton karbon dan penilaian yang sedang berlangsung untuk tambahan 600 juta ton, Indonesia menetapkan tujuan yang ambisius. Selain itu, program reforestasi besar-besaran telah disetujui oleh Presiden Indonesia yang baru, Yang Mulia Prabowo, yang menargetkan restorasi 12,7 juta hektar lahan yang rusak parah. Dengan minat dari mitra internasional, termasuk Bezos Earth Fund, Indonesia mengundang dukungan global untuk merevitalisasi ekosistem kritis dan meningkatkan upaya penyerapan karbon.
Komitmen Indonesia untuk Kolaborasi Global dalam Aksi Iklim
Paviliun Indonesia di COP29 merupakan landasan bagi kepemimpinan lingkungan global Indonesia. Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen positif dan proaktif untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus mengundang dunia untuk bergabung dalam upaya ini. Jadilah bagian dari perjalanan transformatif ini—mulailah proyek karbon Anda dengan Fairatmos hari ini dan berkontribusilah pada masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.