Dari Visi menjadi Aksi Nyata: Menteri Hanif Memimpin Perjalanan Bersejarah Indonesia Menuju Perdagangan Karbon Global pada 2025
Berita

Pada acara gala dinner dalam rangka persiapan peluncuran perdagangan karbon internasional, Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisal Nurofiq, menegaskan kembali komitmen bangsa untuk mengatasi perubahan iklim. Acara yang diadakan pada 16 Januari 2025 di Hotel Pullman Jakarta ini dihadiri oleh para duta besar, menteri kabinet, dan perwakilan dari negara mitra untuk membahas peran penting Indonesia dalam pasar karbon global.
Menteri Hanif menggambarkan peluncuran ini sebagai tonggak transformasi dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia, dengan menyatakan, “Inisiasi perdagangan karbon menandai komitmen kami untuk menangani perubahan iklim.” Ia menekankan upaya strategis pemerintah untuk mencapai target Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) melalui penerapan mekanisme Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Mekanisme ini mencakup perdagangan emisi, pengimbangan emisi, dan pembayaran berbasis kinerja, yang membentuk pendekatan komprehensif dalam pengelolaan karbon.
Landasan inisiatif ini dibangun berdasarkan regulasi yang kuat, seperti Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 98/2021 dan No. 21/2022, yang menetapkan kerangka sistem perdagangan karbon. Menteri Hanif menyoroti bahwa transparansi dan kredibilitas adalah hal utama, dengan setiap sertifikat perdagangan karbon menjalani audit ketat untuk mencegah klaim ganda, memastikan sistem yang tangguh dan akuntabel.
“Keberhasilan kesejahteraan karbon bergantung pada kolaborasi antara negara, industri, dan komunitas. Ini bukan semata-mata upaya pemerintah, tetapi juga seruan untuk sektor swasta, akademisi, dan masyarakat umum,” ujar Menteri Hanif. Ia juga mengajak para hadirin untuk mendukung aksi iklim global melalui inovasi dan kerja sama, dengan visi menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam pengurangan emisi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, Ary Sudijanto, juga menyampaikan pidato utama, menekankan bahwa perdagangan karbon harus menginspirasi gerakan global menuju keberlanjutan, dengan mengatakan, “Gunakan perdagangan karbon tidak hanya untuk mengurangi emisi, tetapi juga untuk menginspirasi gerakan global menuju keberlanjutan.”
Peluncuran perdagangan karbon internasional dijadwalkan pada 20 Januari 2025, menandai tonggak penting dalam agenda aksi iklim Indonesia.
Saat Indonesia melangkah dengan berani menuju warisan berkelanjutan, acara ini menjadi momen krusial bagi peran bangsa dalam membentuk pasar karbon global.
Tetap ikuti pembaruan dari Fairatmos saat kami terus berbagi wawasan tentang perkembangan dan inisiatif pasar karbon di Indonesia. 🌏✨