Laporan Fairatmos dan BCG: Ungkap Potensi Asia Tenggara dalam Teknologi Iklim
Berita

Pada tanggal 9 Agustus, perusahaan teknologi iklim Fairatmos sebagai pionir teknologi iklim yang memiliki misi untuk memfasilitasi pengembangan offset karbon yang berkualitas, berkolaborasi dengan Boston Consulting Group (BCG) merilis laporan mengungkapkan peluang besar yang dimiliki oleh wilayah Asia Tenggara dalam menghadapi perubahan iklim melalui pemanfaatan inovasi teknologi iklim dan solusi berbasis alam. Di era perubahan iklim yang dampaknya semakin terasa nyata, upaya untuk mengatasi tantangan ini menjadi semakin mendesak.
Teknologi iklim dan solusi berbasis alam (Nature-Based Solutions/NbS) juga kian dikembangkan dan menjadi elemen kunci dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim. Dalam konteks ini, kerjasama antara perusahaan teknologi iklim dan konsultan strategis memiliki peran penting dalam mengidentifikasi potensi dan peluang yang ada. Lalu, apa isi dari laporan tentang teknologi iklim berjudul
Climate Technology in Southeast Asia: Key to Unlocking the World’s Carbon Sink yang beberapa waktu lalu baru saja dirilis?
3 Potensi Nature-Based Solutions (NbS) di Asia Tenggara dalam Laporan Teknologi Iklim Kolaborasi Fairatmos dan BCG
Berikut adalah tiga potensi dan peluang Nature-Based Solutions (NbS) yang dimiliki oleh wilayah Asia Tenggara dalam laporan teknologi iklim:
1. Potensi Pasokan Offset Karbon Global
Asia Tenggara memiliki potensi untuk menyumbangkan sekitar 30% pasokan offset karbon secara global pada tahun 2030, meskipun mencakup kurang dari 1% dari total luas daratan dunia. Potensi ini dapat dimanfaatkan melalui solusi berbasis alam (Nature-Based Solutions/NbS) di wilayah ini yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.
Offset karbon adalah suatu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan membayar insentif untuk penyerap karbon, seperti hutan atau lahan basah. Dalam hal ini, NbS dapat menjadi bagian integral dalam mencapai tujuan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. NbS dapat menjadi alternatif yang lebih murah dan efektif dibandingkan dengan teknologi karbon tradisional.
2. Nature-Based Solutions (NbS) sebagai Pendekatan Terintegrasi
Laporan teknologi iklim tersebut juga menjelaskan tentang Nature-Based Solutions (NbS) adalah pendekatan terintegrasi untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Konsep ini menggabungkan prinsip-prinsip alam dan ekosistem untuk mengurangi dampak perubahan iklim. NbS juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal.
NbS melampaui prinsip-prinsip konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati tradisional dengan memfokuskan kembali perdebatan tentang manusia dan lingkungan. Solusi berbasis alam seperti reboisasi, penanaman hutan, restorasi lahan basah, dan pertanian berkelanjutan semuanya dapat berkontribusi pada penyimpanan karbon dan pelestarian biodiversitas.
3. Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Hijau
Laporan tentang teknologi iklim tersebut juga menyoroti potensi pertumbuhan ekonomi hijau di Asia Tenggara dan investasi hijau yang mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah dan perusahaan di wilayah ini. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara yang tinggi, dengan potensi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil sebesar 4,6% pada tahun 2028.
Dalam konteks ini, investasi hijau dapat membantu mempercepat adopsi luas proyek NbS di wilayah ini serta dapat membantu membiayai proyek-proyek NbS dan mempercepat pengembangan teknologi dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan NbS. Meskipun tantangan finansial ada, investasi hijau mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah dan perusahaan di wilayah ini.
Kontribusi Nature-Based Solutions (NbS) di Asia Tenggara terhadap Net-Zero
Nature-Based Solutions (NbS) dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mencapai target net-zero, yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga nol pada tahun 2050. Berikut adalah beberapa kontribusi NbS terhadap net-zero:
1. Mitigasi Emisi dengan Nature-Based Solutions (NbS)
Laporan teknologi iklim juga mengungkapkan bahwa Nature-Based Solutions (NbS) memiliki potensi untuk secara signifikan berkontribusi pada upaya mencapai net-zero emisi. Potensi mitigasi maksimal dari NbS diperkirakan mencapai 21,7 Gt CO2e/tahun, yang setara dengan mengurangi 60% emisi yang diproyeksikan pada tahun 2030.
2. Potensi Offset Karbon Global
Dengan biaya yang relatif terjangkau, Nature-Based Solutions (NbS) juga memiliki potensi untuk menyediakan pasokan global offset karbon yang
signifikan pada tahun 2030. Laporan ini memproyeksikan pasokan offset karbon dari NbS mencapai 700 hingga 1.000 Mt CO2e/tahun secara global. Dari jumlah tersebut, Asia Tenggara diharapkan dapat menyumbang 200 hingga 300 Mt CO2e/tahun meskipun hanya mencakup 0,7% dari total luas daratan dunia.
3. Mengidentifikasi Tantangan dan Hambatan
Meskipun memiliki potensi besar, laporan ini juga mengidentifikasi tantangan dalam rantai nilai Nature-Based Solutions (NbS). Masalah transparansi proyek, visibilitas permintaan, dan jaminan kualitas diakui sebagai hambatan yang perlu diselesaikan secara kolaboratif untuk memanfaatkan potensi penuh NbS di Asia Tenggara dalam menghadapi perubahan iklim.
Jadi, melalui laporan ini, Fairatmos dan BCG mengajak semua pemangku kepentingan, mulai dari penyedia teknologi hingga pemerintah dan perusahaan, untuk berkolaborasi dalam mengatasi perubahan iklim. Dengan memanfaatkan potensi luar biasa Nature-Based Solutions (NbS), Asia Tenggara memiliki peran penting dalam merangkul masa depan yang berkelanjutan.