Mengurangi Emisi dari Fermentasi Enterik
Sains

Apa Itu Fermentasi Enterik?
Fermentasi enterik adalah proses pencernaan pada hewan ruminansia liar dan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan kerbau. Hewan ruminansia adalah hewan yang memiliki empat bagian perut, dengan bagian terbesar disebut rumen. Rumen bertanggung jawab untuk memecah bahan tanaman berserat melalui fermentasi mikroba. Selulosa diubah menjadi asam lemak volatil (VFAs) yang digunakan oleh hewan sebagai sumber energi dan metana yang dilepaskan oleh hewan melalui sendawa. Hingga 12% dari asupan energi ruminansia hilang sebagai metana dalam proses ini.
Mengapa Kita Harus Peduli?
Secara global, hewan ruminansia bertanggung jawab atas 30% dari total emisi metana. Jika dikonversi ke ekuivalen karbon dioksida, ruminansia menghasilkan 2,7 gigaton CO2 setiap tahun atau sekitar 5,5% dari total emisi gas rumah kaca antropogenik. Metana memiliki masa hidup yang lebih pendek dibandingkan karbon dioksida, tetapi bukan berarti metana kurang berbahaya. Metana dapat menjebak panas dalam jumlah besar selama periode 100 tahun, dengan efek pemanasan 28 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida. Setelah satu dekade, sebagian besar metana bereaksi dengan ozon dan membentuk karbon dioksida dan air. Karbon dioksida ini akan terus memanaskan planet selama ratusan atau ribuan tahun. Oleh karena itu, emisi metana lebih buruk dibandingkan emisi karbon dioksida dalam jumlah yang sama, tanpa memandang skala waktu.
Bagaimana Cara Mengurangi Metana Enterik?
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan peternak untuk mengurangi emisi dari ternak mereka:
-
Meningkatkan kualitas pakan. Memilih pakan ternak dengan kandungan minyak nabati yang lebih tinggi, seperti minyak biji kapas, terbukti dapat mengurangi emisi metana sebesar 12%. Selain itu, produksi susu meningkat sekitar 15%.
-
Menggunakan aditif pakan. Penambahan zat seperti rumput laut dan asam lemak dapat mengurangi pembentukan metana di rumen sapi. Studi menunjukkan bahwa penambahan rumput laut merah Asparagopsis taxiformis dapat menekan metana hingga 80%.
-
Meningkatkan daya cerna pakan. Perlakuan mekanis dan kimiawi seperti pencacahan dan perlakuan alkali membuat pakan lebih mudah dicerna dan berpotensi mengurangi emisi metana per unit produk sebesar 10-25%.
-
Pemuliaan selektif. Memilih dan mengembangbiakkan hewan dengan gen yang berkorelasi dengan emisi metana rendah dapat mengurangi metana hingga 17% per generasi.
-
Mengelola kotoran ternak. Melakukan pencernaan anaerobik terkontrol pada kotoran dan menangkap metana sebagai sumber energi.
Ingin memperluas pengetahuan Anda tentang topik dekarbonisasi dan pasar karbon? Jangan lewatkan artikel mingguan kami di halaman Insights dan ikuti LinkedIn kami untuk tetap update 🌳
Â
Referensi:
Baxter, T., & Nicholls, Z. (2020). Climate explained: methane is short-lived in the atmosphere but leaves long-term damage. The Conversation. https://theconversation.com/climate-explained-methane-is-short-lived-in-the-atmosphere-but-leaves-long-term-damage-145040
Farmers Assuring Responsible Management. (n.d.). National Dairy FARM Program How does cow digestion influence GHG emissions? In National Dairy Farm. https://nationaldairyfarm.com/wp-content/uploads/2022/04/Enteric-Emissions-One-Pager_Final-2.pdf
Food and Agriculture Organization. (n.d.). Livestock and enteric methane. FAO. https://www.fao.org/in-action/enteric-methane/background/en
Food and Agriculture Organization. (2025). 3. Options and Strategies. FAO. https://www.fao.org/4/x6116e/x6116e03.htm
World Business Council for Sustainable Development. (2023). Reduce enteric fermentation emissions from ruminant animals - Action Library (EN). The Climate Drive. https://www.theclimatedrive.org/action-library/reduce-enteric-fermentation-emissions-from-ruminant-animals