Jejak Karbon Sumber Protein
Sains

Memilih makanan yang lebih berkelanjutan adalah salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi jejak karbon pribadi kita. Asupan protein yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan fisik, dengan daging hewani dan produk susu menjadi sumber protein yang populer. Namun, protein yang berasal dari hewan biasanya memiliki intensitas karbon yang tinggi. Penelitian dari Nature Food menemukan bahwa 57% emisi gas rumah kaca (GRK) yang terkait dengan produksi makanan berasal dari produksi makanan berbasis hewani, 29% dari produksi makanan berbasis nabati, dan 14% dari pemanfaatan lainnya.
Aktivitas yang berkontribusi pada tingginya emisi GRK dari produk hewani meliputi pembukaan lahan, budidaya tanaman, pembentukan lahan penggembalaan, pembuatan dan pengangkutan pupuk, fermentasi enterik, pengelolaan kotoran, pengolahan produk, dan transportasi. Fermentasi enterik adalah proses pencernaan alami pada hewan ruminansia—hewan dengan perut bercelah empat seperti domba dan sapi—yang menyebabkan keluarnya metana melalui sendawa, yaitu gas rumah kaca yang 27 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.
Berikut adalah peringkat jejak karbon dari sumber protein umum:
Sumber Protein | GRK per 100 gram Protein (kg CO2eq) |
---|---|
Daging sapi (kawanan sapi potong) | 49,89 |
Domba & kambing | 19,85 |
Udang (budidaya) | 18,19 |
Daging sapi (kawanan sapi perah) | 16,87 |
Keju | 10,82 |
Susu | 9,50 |
Babi | 7,61 |
Ikan (budidaya) | 5,98 |
Unggas | 5,7 |
Telur | 4,21 |
Tahu | 1,98 |
Kacang polong | 0,84 |
Kacang-kacangan | 0,26 |
Pola Makan yang Lebih Berkelanjutan
Memilih pola makan yang lebih sedikit berbasis daging dan lebih banyak berbasis tanaman memberikan peluang besar untuk mengurangi emisi GRK, sebagaimana ditemukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC):
-
Vegan, pola makan sepenuhnya berbasis tanaman, dapat menghemat lebih dari 7,5 gigaton CO2eq
-
Vegetarian, pola makan yang terdiri dari produk tanaman, telur, susu, dan hanya 1 porsi daging atau makanan laut per bulan, dapat menghemat sekitar 5,9 gigaton CO2eq
-
Fleksitarian, pola makan dengan jumlah protein hewani yang moderat dengan hanya 1 porsi daging per minggu, dapat menghemat sekitar 5,2 gigaton CO2eq
-
Pescetarian, pola makan yang terdiri dari produk tanaman, telur, susu, dan makanan laut, dapat menghemat sekitar 4 gigaton CO2eq
-
Climate carnivore, pola makan di mana 75% daging ruminansia dan produk susu digantikan oleh daging lain, dapat menghemat hampir 3,5 gigaton CO2eq
Bagaimana dengan Daging Alternatif?
Ilmu pengetahuan memungkinkan kita menciptakan alternatif protein seperti daging berbasis tanaman dari protein kacang polong atau kedelai serta daging seluler (daging hasil kultur laboratorium). Menurut penelitian dari Johns Hopkins Center for a Livable Future, daging berbasis tanaman menghasilkan 1,9 kg CO2eq per 100 gram produk dan daging seluler menghasilkan 5,6 kg CO2eq per 100 gram. Daging ini memiliki emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi asli (25,6 kg CO2eq per 100 gram), meskipun masih lebih tinggi daripada sumber protein asli lain seperti tahu, kacang polong yang kurang diproses, dan tuna liar. Namun, sebagian besar emisi mereka berasal dari energi yang dibutuhkan untuk memproduksinya, sehingga jejak karbon mereka dapat berkurang jika listrik yang digunakan berasal dari energi beremisi rendah.
Ingin memperluas pengetahuan tentang topik dekarbonisasi dan pasar karbon? Jangan lewatkan artikel mingguan kami di halaman Insights dan ikuti LinkedIn kami untuk tetap mendapatkan update terbaru 🌳
Referensi:
Dunne, D. (2020). Interactive: What is the climate impact of eating meat and dairy? CarbonBrief. https://interactive.carbonbrief.org/what-is-the-climate-impact-of-eating-meat-and-dairy/index.html
Gerretsen, I. (2022). What is the lowest-carbon protein? BBC. https://www.bbc.com/future/article/20221214-what-is-the-lowest-carbon-protein
Intergovernmental Panel on Climate Change. (2019). Chapter 5 - Special Report on Climate Change and Land. IPCC. https://www.ipcc.ch/srccl/chapter/chapter-5/
Xu, X., Sharma, P., Shu, S., Lin, T.-S., Ciais, P., Tubiello, F. N., Smith, P., Campbell, N., & Jain, A. K. (2021). Global Greenhouse Gas Emissions from Animal-based Foods are Twice Those of plant-based Foods. Nature Food, 2(9), 724–732. https://doi.org/10.1038/s43016-021-00358-x